Dekorasi rumah itu bukan soal mengikuti tren atau katalog majalah semata. Buatku, rumah harus bercerita — tentang cara kita hidup, barang yang kita sayangi, dan suka-duka kecil yang membuat ruang jadi terasa hangat. Salah satu cara paling efektif untuk memberi karakter adalah lewat furnitur unik. Gak mesti mahal. Kadang satu kursi, meja, atau rak dengan desain beda bisa mengubah suasana jadi jauh lebih “kita”. Di sini aku ingin berbagi tips dekorasi rumah dengan sentuhan furnitur unik yang bikin betah, lengkap dengan beberapa ide praktis dan cerita kecil dari pengalaman sendiri.
Mulai dari focal point: satu barang yang mencuri perhatian
Pilih satu barang unik sebagai focal point. Bisa kursi bergaya vintage, lampu gantung industrial, atau rak tak biasa. Ketika kamu punya titik fokus, sisanya mudah diatur. Warna netral pada dinding dan furnitur lain akan membuat barang unik itu bersinar. Contohnya di ruang tamu aku: sebuah kursi egg-chair bekas dari pasar loak yang dicat ulang jadi warna hijau zamrud. Seketika ruang terasa lebih hangat dan punya cerita. Tetangga sering tanya beli dimana — aku cuma jawab, “dari berburu barang bekas,” sambil senyum.
Mix and match tanpa takut salah — santai aja
Nah, ini bagian yang sering bikin orang ragu. Banyak yang takut mencampur gaya karena takut terlihat norak. Padahal, mixing itu seru. Kuncinya: ulangi satu atau dua elemen agar ada keterkaitan. Misal kursi unik berwarna cerah, ulangi warna itu pada bantal, vas bunga, atau karya seni kecil. Tekstur juga penting. Kayu kasar + logam halus + kain lembut — paduan ini bikin tampilan berlapis dan cozy. Aku pernah bereksperimen padukan meja kopi palet dengan sofa minimalis; ternyata hasilnya balans dan lebih hidup daripada ruang yang terlalu “selaras”.
Furnitur multifungsi: gaya + fungsi. Win-win!
Di rumah kota atau apartemen kecil, furnitur multifungsi itu penyelamat. Pilih yang punya keunikan desain sekaligus kegunaan. Contohnya ottoman besar yang bisa jadi tempat duduk tamu, meja, dan penyimpanan sekaligus. Atau meja makan lipat yang motornya retro; unik, fungsional, dan hemat ruang. Aku suka furnitur yang punya cerita fungsional — kayak rak dinding yang tadinya rak pabrik disulap jadi display koleksi buku. Selain menghemat ruang, furnitur multifungsi juga bikin tampilan jadi lebih rapi dan terasa intentional.
Berani beda: DIY dan barang second-hand
Kalau mau hemat dan tetap unik, DIY dan barang second-hand adalah jawaban. Cat ulang, ganti handle, atau tambahkan kaki baru pada meja lama — perubahan kecil, dampak besar. Kalau kurang pede, mulai dari proyek kecil saja, misalnya mengecat lampu meja atau memulihkan kursi tua. Belanja barang bekas juga punya keuntungan lain: banyak potongan menarik dengan desain klasik yang sulit ditemui di toko baru. Aku sering kepoin referensi online dan juga toko offline. Untuk inspirasi atau pilihan barang, kadang aku juga browsing ke situs-situs furnitur lokal seperti lapella untuk melihat ide dan produk yang bisa ditembak sebagai focal point.
Jangan lupa, furnitur unik tidak harus identik dengan mencolok. Keunikan bisa berupa proporsi yang tak biasa, bahan yang jarang dipakai, atau detail tangan yang membuatnya spesial. Hal-hal kecil seperti itu yang sering kali membuat tamu bertanya, “Di mana kamu dapat itu?” — dan itu momen manis, karena jadi pembuka cerita tentang rumahmu.
Pencahayaan juga penentu mood. Furnitur unik akan lebih keliatan kalau ditempatkan di bawah lampu yang pas. Lampu sorot kecil atau lampu lantai dengan dimmer bisa menonjolkan tekstur dan bentuk furnitur. Percaya deh, suasana berubah total saat pencahayaan tepat.
Akhir kata, dekorasi rumah itu perjalanan. Jangan buru-buru ingin semuanya sempurna dalam sehari. Kumpulkan sedikit demi sedikit barang yang benar-benar kamu suka. Biarkan tiap potongan punya cerita. Seiring waktu, rumah bukan hanya nyaman secara fisik, tapi juga nyaman secara emosional. Furnitur unik itu seperti sahabat lama — awalnya aneh, lalu jadi favorit.